Langsung ke konten utama

Program Latihan Kerja



    
             
Tidak terasa hari ini sudah memasuki hari ke-4 kami dalam menjalani proses latihan kerja (magang) di PT Palu Batu Madu yang bergerak dalam industri pertambangan. Hari ini kami berangkat lebih awal dari biasanya, hal ini dikarenakan cuaca yang kurang bersahabat dengan kami. Perjalanan kami diawali dengan tetesan hujan rintik, namun hal tersebut sama sekali tak mengurangi semangat dalam diri kami. Sama seperti hari-hari yang telah berlalu, hari ini kami menempuh perjalanan selama kurang lebih 30 menit. Hujan rintik yang tetap menjatuhkan tetesannya menjadikan kami harus berhati-hati dalam melewati jalan terjal yang berliku. Tikungan tajam merupakan hal baru bagi kami, olehnya itu kami berkendara dengan begitu pelan.
            Diperjalanan, kami selalu disuguhi oleh ciptaan Tuhan yang maha Esa. Keindahan alam disekitar seperti pegunungan dan laut seolah bersatu membentuk keindahan syahdu menyaksikan kami berlalu lalang. Rasa kagumku seolah tak pernah berhenti hadir dalam diriku, itu karena keindahan ini mampu kusaksikan sendiri tanpa perlu perantara apapun. Keindahan yang membuat aku dan kedua temanku terpesona tanpa sederet kata. Yang ada hanyalah tersenyum lebar sambil melebarkan mata dan sesekali menunjuk deretan perahu kecil yang konon katanya merupakan kapal nelayan. Jalanan yang kami lalui memang sepenuhnya terletak diantara pegunungan dan laut. Hal inilah yang selalu membuatku takjub, berhubung karena sebelumnya aku belum pernah menyaksikan secara langsung keindahan yang seperti ini.
            Durasi waktu tempuh telah berakhir, kami sudah berada didepan gerbang PT Palu Batu Madu. Sebelum masuk, kami melempar senyum kepada para security karena sebentar lagi kami akan masuk kedalam area yang sangat ketat akan kedisiplinannya. Seperti biasa, kami selalu tiba lebih awal, hal itu ditandai dengan masih kosongnya lahan parkir diarea yang sudah ditetapkan sebagai lahan parkir tersebut. Tak banyak yang kami lakukan ketika berada di area parkir, setelah menyimpan helm dan merapikan pakaian yang telah diganggu oleh angin, kami pun bergegas untuk masuk kedalam ruangan keuangan yang letaknya berada dekat ruang tamu. Sedikit cerita tentang ruangan ini, ruang keuangan merupakan ruangan yang paling pertama kami kenal. Bagaimana tidak, ruangan ini merupakan tempat Pak Abdil selaku Kepala Bagian Keuangan PT Palu Batu Madu yang juga merupakan kakak salah satu dari kami yaitu Hamzi. Beliau juga senantiasa memberikan arahan dan bimbingan serta seluk beluk perusahaan ini. Namun untuk menghindari yang namanya relasi keluarga, beliau mengarahkan kami kepada Pak Rifki (Marketing) yang bersedia untuk menjadi pembimbing utama kami selama melakukan program kerja (Magang).
            Hari ini kami dihadapkan oleh beberapa invoice. Dua hari yang lalu, kami mulai ditempatkan dibagian Marketing dan dipercayakan untuk mengurusi keuangan ketika terjadi penjualan. Itulah sebabnya kami dibimbing untuk membuat dan menerbitkan invoice dan menginputnya sebagai akun penjualan. Setelah itu, barulah kami memperhitungkan tarif pajak yang dikenakan setelah mendapat data dari bagian produksi mengenai volume muatan kapal yang memuat batu-batu hasil produksi. Untuk memastikan semua itu berada dalam kondisi yang benar, Pak Abdil (Finance) akan melakukan proses audit terhadap kinerja keuangan yang kami lakukan. Namun, hari ini kami menemui kendala dan menyebabkan invoice yang seharusnya kami terbitkan sebelum pukul 11.:00 Wita tidak terbit dan membuat perusahaan tidak menerima hasil penjualan dan penerimaannya baru akan dilakukan empat hari kedepan. Sejak saat itulah, kami merasa bersalah dan sama sekali menyesali kejadian tersebut. Beruntunglah, Pak Abdil tidak marah akan hal tersebut namun beliau berpesan bahwa kejadian hari ini adalah pertama dan terakhir selama proses magang. Tentu toleransi tersebut membuat hati kami terasa lega dan lebih meningkatkan lagi cara analisis, ketelitian dan kehati-hatian dalam bekerja.
            Sungguh, hari ini begitu meninggalkan kesan yang pastinya sangat berjejak untuk kelangsungan kinerja kami kedepannya. Terima kasih atas materi dan pengalaman yang kalian berikan hari ini untuk kami. Kami senantiasa untuk selalu berbenah diri dalam meningkatkan kinerja dan kualitas kami. Proses hari ini akan kami gunakan untuk esok hari dan penyesalan hari ini takkan kami ulangi.


Donggala-Sulawesi Tengah, 05 Februari 2018

Marwah Gama

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sendu dalam Sembab

Ma lam telah menggugurkan senja yang begitu indah Padanya; ia hanya berkutip dalam tepian hampa Menyisakan perempuan sendu dalam titisan malang Yang tersisa.... Hanyalah tatapan kosong Perjalanan hampa yang tiada tara Langkahnya terseok seok meniti kebenaran hakiki Menuju pada keabadaian yang suci Padanya; Pilu selalu hadir Sekucur tubuhnya begitu dingin Sendunya; Dia perempuan kuat Berjuang melawan deritanya Berjuang menahan kesakitan kesakitan yang sungguh diluar nalar Karir dan segala masa depannya sedang ia rangkul dengan kerasnnya. Dia perempuan yang masih lemah... Tak ada lagi yang sanggup melihatnya bersedih Tak ada lagi yang ingin menjumpainya dalam kemalangan Tak ada lagi yang mengharapkan tetesan air matanya Emge; 21 .14  

Tanpa Syarat

Hai orang baik. Apa kabar? Aku minta maaf karena pernah melukaimu begitu dalam, Membuatmu tak lagi bertahan dengan kisah yang pernah kita mimpikan untuk berakhir bahagia. Sebenarnya, Masih banyak hal yang belum sempat kuucapkan padamu, namun kita terlanjur dipisahkan oleh keadaan. Orang baik, Terima kasih telah membalas dendam dengan cara menghilangkan jejakmu dari pandanganku. Aku tahu,  Kamu hanya ingin memulihkan hati dengan tidak menampakkan dirimu dihadapanku lagi, aku paham. Satu hal, Jika saja engkau sempat membaca ini, aku sedang tersenyum untukmu. Aku tidak akan mungkin memintamu untuk kembali lagi bersamaku, karena aku masih sangat-sangat sadar diri bagaimana aku pernah membuatmu jatuh sejatuh-jatuhnya dulu. Kamu baik-baik ya, Aku yakin dia yang saat ini mendampingimu adalah pribadi yang jauh lebih baik dariku, meskipun katamu tidak ada orang yang lebih baik dariku. - Agustus, 2021🕊️

Unknown

Yang selalu dinanti kehadirannya.. Yang selalu diharapkan kesuksesannya.. Namun selalu menjadi beban bagi dirinya sendiri.. Enam huruf yang menyatu menjadi satu kata yaitu "SULUNG" Yah... Sulung Kalung yang disematkan dilehernya begitu tebal Beban yang terpikul dipundaknya sungguh berat Pikiran yang menggerogoti jiwanya begitu banyak Hingga kini... Si sulung begitu kritis menilai berbagai kekurangan Sampai suatu saat dia lupa bahwa kita menjajaki dunia yang tak sempurna, di isi oleh orang yang sempurna tetapi dengan entengnya menuntut sebuah kesempurnaan. Everybody's struggling, hardly. So, let's make it easier for one and another. Sulung, sindrom, dan bungsu adalah anugerah terindah dari sang Khaliq. Peran dan tugas dengan porsi yang sama.. di junjung sama-sama... 22.04 M.G