Langsung ke konten utama

DENTANG 28 APRIL

Oleh: Marwah Gama



Mencerahkan keceriaan
Menuang keihklasan
Menimbun kebencian
Membendung kesedihan

Dentang lonceng malam telah tiba
Sang waktu telah berlari menemui tanggal kelahiran
Mengiringi pertambahan usia
Hingga lajunya tak mampu kukendalikan

Hari ini kembali kukenang dengan sejuta harapan
Hari dimana orang tuaku tertawa sekaligus terharu
Hari dimana tangisku memecah kesunyian
Hari ini telah kutuju satu puncak tangga yang baru

Waktu alam terus menari dalam simfoninya
Usia telah didikte oleh-Nya
Setiap detiknya memakukan kita
Berada dipersimpangan jalan Tuhan atau jalan setan

Helai-helai yang memudar putih
Menyurukkanku pada lampu-lampu tengik
Yang kalian ubah menjadi indah
Dalam bayang jajaran lilin yang tak mampu kuhitung

Mengulang tahun kelahiran
Menapaki angka dua puluh dua
Menjajaki segala kedamaian
Menyuarakan kebahagiaan yang berseru
Menjawab segala tantangan
Membuka lembaran baru
Menaganalisa segala kenyataan
Untuk sisa jatah usiaku yang baru

Pahitnya kenyataan mengajariku arti kesabaran
Berbagai ujian hadir secara beruntun
Terkadang hanya tetesan air mata sebagai penawar kekecewaan
Terima kasih telah menghiasi kehidupan

Usia akan usai
Tetapi kenangan tak mesti harus kuakhiri
Rentang waktu terkadang mebuatku lupa
Akan segala kesyukuran atas nikmat sang pencipta

Kusaksikan doa-doa dari segala penjurus arah
Ucapan selamat ulang tahun datang silih berganti
Ribuan resapan makna telah kusajikan perihal hidup ini
Semoga yang tersemogakan senantiasa terukir cerah

Lantas apa yang harus kupersipkan?
Untuk Tuhanku…
Untuk kedua orang tuaku…
Untuk akhiratku…
Untuk masa depanku..
Untuk mereka masih yang peduli denganku…

Bismillah..
Satu kata penyejuk kalbu
Tersaji indah penuh hikmah
Terbungkus rapi bersemayam dalam kalbu

Teruntuk kalian yang masih peduli dan mengingatku…
Terima kasih atas segala doa-doa
Terima kasih atas segala harapan yang kalian gantungkan di pundakku
Terima kasih atas segala kebahagiaan dan kesedihan yang telah kalian ukir nyata


Samata, 28 April 2019







PARAGRAF 28 APRIL
















Menurut kalian, tidak ada yang berbeda di hari ini. Tapi aku tau, ada yang lain di hari ini. 28 April merupakan hari istimewa dimana aku mulai menghirup segarnya dunia ini. Tiba sudah hari ini, hari yang akan selalu kukenang sepanjang masa. Hari yang sekaligus menambah usia dan mengurangi jatah hidupku di dunia ini. Kerikil-kerikil tajam telah telah memperkaya arti kehidupanku yang sesungguhnya. Manis madu cerita hidup yang tersaji membuatku tertawa lepas. Tapi, apa yang telah kuberikan kepada orang-orang yang telah tertawa sekaligus terharu menjelang kelahiranku?. Rasanya belum banyak yang kuperbuat untuk mereka, kini usiaku telah mencapai angka 21 tahun. Artinya, 21 tahun telah berlalu. Hari-hari lewat perlahan tapi pasti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sendu dalam Sembab

Ma lam telah menggugurkan senja yang begitu indah Padanya; ia hanya berkutip dalam tepian hampa Menyisakan perempuan sendu dalam titisan malang Yang tersisa.... Hanyalah tatapan kosong Perjalanan hampa yang tiada tara Langkahnya terseok seok meniti kebenaran hakiki Menuju pada keabadaian yang suci Padanya; Pilu selalu hadir Sekucur tubuhnya begitu dingin Sendunya; Dia perempuan kuat Berjuang melawan deritanya Berjuang menahan kesakitan kesakitan yang sungguh diluar nalar Karir dan segala masa depannya sedang ia rangkul dengan kerasnnya. Dia perempuan yang masih lemah... Tak ada lagi yang sanggup melihatnya bersedih Tak ada lagi yang ingin menjumpainya dalam kemalangan Tak ada lagi yang mengharapkan tetesan air matanya Emge; 21 .14  

Rapuhnya Sajak Impian

Pelitnya bulan menyimpan cahayanya sendiri Bekunya bumi dalam nestapa Tegar terus menerjang diantara impian kelabu Menyusun langkah nan jauh Meninggalkan zona nyaman Mengikuti jejak jawaban yang engkau taburkan Sayatan pedang takkan membuat darahku jatuh meski hanya sebesar titik tirta Menemui sederet impian di sebarang Ibu; Impianku kini telah kutangguhkan Bangunan kokoh yang dengan susah payah kubangun kini telah roboh Saat sajak ini kugoreskan; Aku tidak lagi ada disana Aku tidak lagi mebersamai mereka Aku tidak lagi bersua saat rehat tiba Aku tidak lagi ada di kesibukan itu Ayah; Mentalku belum sekokoh bangunanmu Disenggol sedikit ia roboh Diasingkan sedikit ia pasti rapuh Ibu; Sabarku masih jauh beda denganmu Perasaanku masih sekedar rasa tanpa melibatkan logika Hatiku mudah hancur kala insan lain menaruh kebencian Ibu..Ayah; Percayalah, impianku tidak akan kutangguhkan lama Aku hanya butuh waktu untuk menganalisa mentalku Aku butuh butuh kete...

Tanpa Syarat

Hai orang baik. Apa kabar? Aku minta maaf karena pernah melukaimu begitu dalam, Membuatmu tak lagi bertahan dengan kisah yang pernah kita mimpikan untuk berakhir bahagia. Sebenarnya, Masih banyak hal yang belum sempat kuucapkan padamu, namun kita terlanjur dipisahkan oleh keadaan. Orang baik, Terima kasih telah membalas dendam dengan cara menghilangkan jejakmu dari pandanganku. Aku tahu,  Kamu hanya ingin memulihkan hati dengan tidak menampakkan dirimu dihadapanku lagi, aku paham. Satu hal, Jika saja engkau sempat membaca ini, aku sedang tersenyum untukmu. Aku tidak akan mungkin memintamu untuk kembali lagi bersamaku, karena aku masih sangat-sangat sadar diri bagaimana aku pernah membuatmu jatuh sejatuh-jatuhnya dulu. Kamu baik-baik ya, Aku yakin dia yang saat ini mendampingimu adalah pribadi yang jauh lebih baik dariku, meskipun katamu tidak ada orang yang lebih baik dariku. - Agustus, 2021🕊️