Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

Mahkota Hati dalam Kesendirian

Senyuman; Tersembunyi deraian air mata Penahan suara teriakan jiwa Menyisakan kepiluan yang tak terungkap Wajah palsu penghias kehidupan Hempasan perasaan yang tak lagi dihargai Tawaran sejuta pesona indah dalam kehidupan Menyisakan sederet harap Yang merasa dekat belum tentu tau segalanya Hanya sebatas prolog sebuah novel Tanpa tau kandungan dan makna cerita didalamnya Biarlah mereka menelisiknya dipermukaan Tak perlu menyelam hingga ke dasar lautan Mahkota hati dalam kesendirian Pada akhirnya, semua hanyalah perjalanan sementara Bergantung pada tujuan diri Hingga menemui keabadian di Jannah-Nya Makassar, 13 Februari 2020 11:11 AM

Sajak Perpisahan

Puing dedaunan yang berserakan Membeku dalam lamunan nan jauh ke sukma Menebar harum disetiap makna Mengarungi arti dari sebuah perjumpaan Mencoba untuk bangkit dan terus melangkah Terbalut dalam butiran do’a Berhenti dalam goresan perih Berawal dari sebuah titik Hingga berakhir dalam garis yang berlalu lalang Lajur kehidupan adalah takdir untuk berputar Begitupula dengan alur cerita sebuah perjumpaan Setelah sekian lama bersemayam di bukit suka Hingga akhirnya jatuh di lembah duka Tertatih; Dalam lamunan pedih Layaknya mentari yang selalu menyinari Aku masih terus berpikir Sebuah perjumpaan singkat untuk pepisahan yang tiada tara Siapkah daku? Tersadar; Tak perlu terlukadalam nestapa Bahagiaku akan tetap manja Manakala perpisahan tetap menggelegar di telinga Ku tetap tersenyum walau dalam paksaan Ingat; Tanahmu dan tanahku kini berbeda Bahkan rapalan rindu tak mampu membendung Hanya harap  yang berakhir sia-sia

Pecundang Kepalsuan

Ia masih ada.. Seketika hilang arah Tatkala bertapa dalam jejak sumbang Jiwa dan raga pun turut bimbang Siapa daku; Menapaki bumi tanpa tandas Berjalan terseok-seok dalam duka lara Terenyuh sendu seolah menanti iba Merintih pilu Siapa daku; Menapaki dunia fana dengan sederet kesibukan Merasionalkan segala cara demi menghindar perintah-Nya Iming-iming dunia menjeratku dalam kegaduhan Bahagia? Yah, aku bahagia Tapi bukan kebahagiaan hakiki seperti ini yang kudamba Aku benar-benar hina Larut dalam simfoni lirih Terjerat dalam kegaduhan semu Terkuak dalam binar-binar kepalsuan Aku; Kembali merintih sendu Meniti jalan lurus menuju Ridho-Nnya Sebelum Sang Khaliq memanggilku Sebelum tubuhku terbujur kaku "Kata yang rintih" Makassar, 06 Februari 2020; 10:56 AM

Sajak Sendu di Februari

Sabtu malam diawal februari... Langit tetap sama Masih setia menemani Menyimpan sederet asa disetiap musim Air tetap mengalir sejernih januari Menuju muara pemberhentiannya Menerima segala takdir Semesta turut berdo'a Menghapus segala duka lara Mengekal setiap nama yang terselip dalam semoga Nyatanya; Suara gitar tanpa senar menembus sunyi Gerimis seolah hadir membersamai sendu Menuntunku dalam lirih pilu Kau selalu bijak menolak tanpa mencoba Mendung membendung disudut mata Tak ada lagu sendu merdu yang kau ciptakan Percuma; Asa yang dulunya tertata rapi di Januari Asa yang dengannya dibangun kokoh Asa yang selalu tersemogakan Kini perlahan sirna Menemui sendu kelam di Februari Makassar, 1 Februari 2020 19:52