Ia masih ada..
Seketika hilang arah
Tatkala bertapa dalam jejak sumbang
Jiwa dan raga pun turut bimbang
Siapa daku;
Menapaki bumi tanpa tandas
Berjalan terseok-seok dalam duka lara
Terenyuh sendu seolah menanti iba
Merintih pilu
Siapa daku;
Menapaki dunia fana dengan sederet kesibukan
Merasionalkan segala cara demi menghindar perintah-Nya
Iming-iming dunia menjeratku dalam kegaduhan
Bahagia?
Yah, aku bahagia
Tapi bukan kebahagiaan hakiki seperti ini yang kudamba
Aku benar-benar hina
Larut dalam simfoni lirih
Terjerat dalam kegaduhan semu
Terkuak dalam binar-binar kepalsuan
Aku;
Kembali merintih sendu
Meniti jalan lurus menuju Ridho-Nnya
Sebelum Sang Khaliq memanggilku
Sebelum tubuhku terbujur kaku
"Kata yang rintih"
Makassar, 06 Februari 2020; 10:56 AM
Komentar