Langsung ke konten utama

Sajak Perpisahan



Puing dedaunan yang berserakan
Membeku dalam lamunan nan jauh ke sukma
Menebar harum disetiap makna
Mengarungi arti dari sebuah perjumpaan
Mencoba untuk bangkit dan terus melangkah
Terbalut dalam butiran do’a

Berhenti dalam goresan perih
Berawal dari sebuah titik
Hingga berakhir dalam garis yang berlalu lalang

Lajur kehidupan adalah takdir untuk berputar
Begitupula dengan alur cerita sebuah perjumpaan
Setelah sekian lama bersemayam di bukit suka
Hingga akhirnya jatuh di lembah duka

Tertatih;
Dalam lamunan pedih
Layaknya mentari yang selalu menyinari
Aku masih terus berpikir
Sebuah perjumpaan singkat untuk pepisahan yang tiada tara
Siapkah daku?

Tersadar;
Tak perlu terlukadalam nestapa
Bahagiaku akan tetap manja
Manakala perpisahan tetap menggelegar di telinga
Ku tetap tersenyum walau dalam paksaan

Ingat;
Tanahmu dan tanahku kini berbeda
Bahkan rapalan rindu tak mampu membendung
Hanya harap  yang berakhir sia-sia

Untukmu;
menggelegarkan gendang begitu keras
Berjanji untuk selalu membersamai disetiap waktu
Nyatanya...
Senyum lebarmu menjadi penenang kala kau tinggalkan daku

Apalah dayaku;
"Hei, kamu kuat tanpa dia"
Kataku dengan penuh lirih dalam deraian air mata
Dada terasa sesak

Selamat tinggal…
Terima kasih untuk kisahnya
Terima kasih untuk kehangatanmu
Aku akan menyimpannya disudut ruang kalbu


“Sepenggal kata yang tertinggal”
Nurhamzi Al-Hayat & Marwah Gama
Makassar, 11 Februari 2020
11:27 AM




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sendu dalam Sembab

Ma lam telah menggugurkan senja yang begitu indah Padanya; ia hanya berkutip dalam tepian hampa Menyisakan perempuan sendu dalam titisan malang Yang tersisa.... Hanyalah tatapan kosong Perjalanan hampa yang tiada tara Langkahnya terseok seok meniti kebenaran hakiki Menuju pada keabadaian yang suci Padanya; Pilu selalu hadir Sekucur tubuhnya begitu dingin Sendunya; Dia perempuan kuat Berjuang melawan deritanya Berjuang menahan kesakitan kesakitan yang sungguh diluar nalar Karir dan segala masa depannya sedang ia rangkul dengan kerasnnya. Dia perempuan yang masih lemah... Tak ada lagi yang sanggup melihatnya bersedih Tak ada lagi yang ingin menjumpainya dalam kemalangan Tak ada lagi yang mengharapkan tetesan air matanya Emge; 21 .14  

Tanpa Syarat

Hai orang baik. Apa kabar? Aku minta maaf karena pernah melukaimu begitu dalam, Membuatmu tak lagi bertahan dengan kisah yang pernah kita mimpikan untuk berakhir bahagia. Sebenarnya, Masih banyak hal yang belum sempat kuucapkan padamu, namun kita terlanjur dipisahkan oleh keadaan. Orang baik, Terima kasih telah membalas dendam dengan cara menghilangkan jejakmu dari pandanganku. Aku tahu,  Kamu hanya ingin memulihkan hati dengan tidak menampakkan dirimu dihadapanku lagi, aku paham. Satu hal, Jika saja engkau sempat membaca ini, aku sedang tersenyum untukmu. Aku tidak akan mungkin memintamu untuk kembali lagi bersamaku, karena aku masih sangat-sangat sadar diri bagaimana aku pernah membuatmu jatuh sejatuh-jatuhnya dulu. Kamu baik-baik ya, Aku yakin dia yang saat ini mendampingimu adalah pribadi yang jauh lebih baik dariku, meskipun katamu tidak ada orang yang lebih baik dariku. - Agustus, 2021🕊️

Unknown

Yang selalu dinanti kehadirannya.. Yang selalu diharapkan kesuksesannya.. Namun selalu menjadi beban bagi dirinya sendiri.. Enam huruf yang menyatu menjadi satu kata yaitu "SULUNG" Yah... Sulung Kalung yang disematkan dilehernya begitu tebal Beban yang terpikul dipundaknya sungguh berat Pikiran yang menggerogoti jiwanya begitu banyak Hingga kini... Si sulung begitu kritis menilai berbagai kekurangan Sampai suatu saat dia lupa bahwa kita menjajaki dunia yang tak sempurna, di isi oleh orang yang sempurna tetapi dengan entengnya menuntut sebuah kesempurnaan. Everybody's struggling, hardly. So, let's make it easier for one and another. Sulung, sindrom, dan bungsu adalah anugerah terindah dari sang Khaliq. Peran dan tugas dengan porsi yang sama.. di junjung sama-sama... 22.04 M.G