Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Senada Harap di Penghujung Tahun

Badai hadir melanda gelombang samudra Topan riuh dengan bangganya menari indah di penghujung tahun Menghancurkan kemesraan asmara yang kokoh Menenggelamkan cinta Menyapu arus penghianatan Luka jiwa menjerit lirih Dingin mencekam kesenyapan kalbu Desember kelabu, membelai sunyi Sendiri terpaku menatap batas waktu Akhir tahun bukan ajang hura-hura Pun akhir tahun adalah ajang muhasabah diri Merenungi yang telah lampau Memperbaiki kesalahan silam Harapku... Menemui nikmat di belantara kekasih-Nya Hingga nanti, mata senja mengarah jua pada fajar Memulai hari, saat mata lekas terpejam Tetap disini; dalam juluran simponi hati Daku lepas semoga dalam Do'a Mohon Rahmat kebesaran Sang Khaliq Di penghujung tahun nan segera berganti Hingga tahun baru mulai menggenang ~ Senada Harap Dalam Do'a ~ Makassar, 27/12/2019, 14:19

Jejak Kepergian

Kurangkai kata dalam bait lara Kukemas duka dalam bejana siksa Kunikmati sketsa khayal kala kelam menghampiri Apalah dayaku... Hanya sekeping rasa yang menjelma menjadi sebuah asa Asa yang dengannya kita bangun kokoh Sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan jejak  yah.. sebuah jejak yang pantas disebut luka ~kata yang patah~

Kegelisahan Kalbu

Gelap malam penuh kesunyian Lamunan jauh menerawang angkasa Membuka arah gebyar impian Menyibakan tirai-tirai kegaluan jiwa Gema kegundahan kian berlalu Percikan air melantun irama nan merdu Hembusan angin membelai lembut Gemiris suara dedaunan ikut menghibur Bangkit menggugah kegelisahan kalbu Air mata hadir mengaliri harapan Bias keremangan memudarkan kalbu Air hujan ikut menetes bersedih Menggugah hati dikala resah Ketegaran menuntunku dalam melangkahkan sederet impian Kutaklukkan semua tantangan Kupanjatkan untaian do'a Menggantungkan restu kepada Sang Khaliq Gantungkan impian, yakinkan hati Buktikan bahwa kamu bisa Ikhlaskan air mata yang begitu mudahnya mengalir Tiada kata terakhir Untuk perjuangan yang tiada batasnya Percayalah... Usaha dan keberhasilan takkan berkhianat Marwah Gama Pinrang, 10 November 2019; 21:15 Saat impian kian meronta
Secerca Asa Bersua di Bongles Mentari pagi kembali menapaki sinarnya di Samata pada tanggal 25 Februari 2019 sekaligus sebagai saksi bisu hari pemberangkatan mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar Angkatan 60 menuju Kabupaten Sinjai, tepatnya di Kecamatan Sinjai Timur. Cuaca pagi itu menorehkan sejuta kedamaian dan mengiringi langkahku menuju Terminal Samata, tempat kami dikumpulkan sebelum berangkat ke lokasi yang telah di tentukan. Puluhan salam perpisahan yang kuterima baik secara lisan maupun tulisan dari kawan seperjuangan dan keluarga sebagai tanda dukungan untuk menjajaki sebuah desa yang sama sekali tak pernah terlintas di benakku sebelumnya. Jarum jam telah menunjukkan pukul 06:45 WITA dan aku perlahan melangkahkan jejak bersama sahabatku yang juga kebetulan satu kecamatan di lokasi KKN. Jarak kostku dengan terminal Samata memang terbilang dekat dan bisa di tempuh dengan berjalan kaki, namun kali ini harus beda. Nurfadilah, merupakan teman seperjuanganku di jurusan ak

Secerca Asa Bersua di Bongles

Anganku melayang pada lorong waktu Di ujung jalan tempat berhenti Saat pertama kali menapaki kaki di Desa Bongki Lengkese Ku nikmati hembusan angin segar Senyum hangat dan tatapan bersahabat kudapati dari jejeran warga yang menyambut kedatangan kami KKN UIN Alauddin Makassar Angkatan 60 Beberapa saat karakter kalian terlihat Gekak tawa siang dan malam pun kian menerangi warna posko Bahkan buang anginpun tak malu di perlihatkan Ingatkah saat makan seporsi berdua? Ingatkah saat berlomba-lomba mencari se ember air? Ingatkah saat bersitegang ketika rapat? Tak ada lagi keceriaan di kamar posko Tak ada lagi tawa yang kujumpai saat bangun tidur Tak ada lagi barisan-barisan menuju sungai Tak ada lagi suguhan energen di ruang tamu Semua akan lenyap Di tempat ini kami mohon izin untuk pamit Meninggalkan beragam cerita dan kisah Menyimpan sejuta kenangan dalam memori Karena esok hari takkan lagi ku jumpai Takkan ada salam dari ibu posko Takkan ada sapaan dari Bapak

Berkelana Bersama Cacian

Gemerlap malam hampir usai Namun sajakku baru saja kumulai Merangkai bait dalam sunyi Berkelana menemukan jati diri Aku adalah sepenggal sajak Singkat namun penuh makna Mudah menjajaki padanan kata Namun begitu sulit ditebak Sebaris, sebait, hingga menjadi sajak seutuhnya pun Aku tetap aku Silahkan tertawa Silahkan memaki Nyatanya kau sendiri telah berdusta Kembali menebar sebongkah kebohongan demi popularitas Bongki Lengkese, 6 Maret 2019

Perihal Sunyi

Tangisku memecah kesunyian Tak seorang pun mampu menelusurinya Hembusan angin sesaat seolah menertawaiku Perihal sendiri Perihal sunyi Adalah alasanku memilih sang malam Malam semakin larut Derai air mata tak kunjung surut Arungi waktu dimalam hari Hadirkan rasa lelahnya jiwa Kurangkai pasrah dalam masa Arungi kehidupan meniti arah Dalam harap kurangkai do’a untuk masa depan Dalam mimpi kusematkan semoga Makassar, 24 Februari 2020

Sepucuk Kedamaian dari Bongki Lengkese, Sinjai Timur

Sepucuk Kedamaian dari Bongki Lengkese, Sinjai Timur Hamparan sawah yang menghijau telah menjadi saksi hadirnya KKN Angkatan 60 di Desa Bongki Lengkese, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai. Kondisi desa yang letaknya jauh dari keramaian sontak membuat kami berpikir panjang untuk menetap selama 45 hari. Tak hanya itu, kebiasaan kami yang telah dimanjakan oleh canggihnya teknologi lambat laun akan pudar. Jaringan seluler serta akses menuju kota terbilang sulit telah telah menyudutkan kami sebagai anak milenial. Resah dan gelisah telah merasuki semangat kami akan hari esok. Namun, masyarakat Desa Bongki Lengkese terlihat ramah dan sangat welcome dengan kehadiran kami serta telah menaruh sederet harapan di pundak kami akan kesejahteraan desa tersebut. Hari pertama, kami telah melakukan observasi dengan meninjau secara langsung Desa Bongki Lengkese.  Satu-persatu dari kami telah disadarkan akan indahnya kehidupan desa yang jauh dari keramaian. Kehidupan desa tentulah berbandi

Kelak Semoga;

Pikirku memecah sunyi Tangisku membelah keheningan Termenung meneropong masa depan Akankah diriku mampu berlabuh pada sederet kebahagiaan? Perihal duka.. Perihal tawa.. Adalah dua sisi yang tak terpisah Hadir menggiring mimpi menuju nyata Bersamanya derai air mata semakin deras.. MarwahGama 09/01/19