Langsung ke konten utama

Hamparan Sawah Desaku



Kali ini aku akan bercerita tentang hamparan sawah yang membentang di sekitarku. Tanaman padi yang tumbuh hijau sudah mulai menguning, pertanda waktu panen hampir tiba. 
Ketika melihat keindahannya, yang pertama kali teringat di benakku adalah sosok laki-laki yang sangat giat dalam bekerja, keseharian beliau adalah bekerja mengurusi sawahnya demi kelangsungan hidup keluarga. Mulai dari membajak sawah menggunakan traktor, menaburkan benih padi di lahan yang tanahnya sudah berlumpur, hingga merwatnya dengan memberikan asupan gizi pada padi berupa pupuk organik maupun anorganik serta membasmi hama yang mengganggu pertumbuhan padi.
Selain itu, berbagai rintangan dan tantangan tak pernah  berhenti mengusiknya. Apalagi ketika musim kemarau tiba, di sinilah biasanya terjadi gangguan pada peetumbuhan padi.  Namun, kita harus tahu bahwa semua itu adalah kehendak sang Khalik.
Hamparan sawah yang terlihat di sekelilingku ini adalah mata pencaharian utama keluarga dan menjadi sumber keuangan utama.  Di sinilah,  segala kebutuhan hidup satu persatu terpenuhi.  Mulai dari  primer, sekunder hingga tersier.


@DesaAkkajang, Kecamatan Cempa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan

Penulis : Marwah Gama
Photografer : Mardawiah Gama


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sendu dalam Sembab

Ma lam telah menggugurkan senja yang begitu indah Padanya; ia hanya berkutip dalam tepian hampa Menyisakan perempuan sendu dalam titisan malang Yang tersisa.... Hanyalah tatapan kosong Perjalanan hampa yang tiada tara Langkahnya terseok seok meniti kebenaran hakiki Menuju pada keabadaian yang suci Padanya; Pilu selalu hadir Sekucur tubuhnya begitu dingin Sendunya; Dia perempuan kuat Berjuang melawan deritanya Berjuang menahan kesakitan kesakitan yang sungguh diluar nalar Karir dan segala masa depannya sedang ia rangkul dengan kerasnnya. Dia perempuan yang masih lemah... Tak ada lagi yang sanggup melihatnya bersedih Tak ada lagi yang ingin menjumpainya dalam kemalangan Tak ada lagi yang mengharapkan tetesan air matanya Emge; 21 .14  

Tanpa Syarat

Hai orang baik. Apa kabar? Aku minta maaf karena pernah melukaimu begitu dalam, Membuatmu tak lagi bertahan dengan kisah yang pernah kita mimpikan untuk berakhir bahagia. Sebenarnya, Masih banyak hal yang belum sempat kuucapkan padamu, namun kita terlanjur dipisahkan oleh keadaan. Orang baik, Terima kasih telah membalas dendam dengan cara menghilangkan jejakmu dari pandanganku. Aku tahu,  Kamu hanya ingin memulihkan hati dengan tidak menampakkan dirimu dihadapanku lagi, aku paham. Satu hal, Jika saja engkau sempat membaca ini, aku sedang tersenyum untukmu. Aku tidak akan mungkin memintamu untuk kembali lagi bersamaku, karena aku masih sangat-sangat sadar diri bagaimana aku pernah membuatmu jatuh sejatuh-jatuhnya dulu. Kamu baik-baik ya, Aku yakin dia yang saat ini mendampingimu adalah pribadi yang jauh lebih baik dariku, meskipun katamu tidak ada orang yang lebih baik dariku. - Agustus, 2021🕊️

Unknown

Yang selalu dinanti kehadirannya.. Yang selalu diharapkan kesuksesannya.. Namun selalu menjadi beban bagi dirinya sendiri.. Enam huruf yang menyatu menjadi satu kata yaitu "SULUNG" Yah... Sulung Kalung yang disematkan dilehernya begitu tebal Beban yang terpikul dipundaknya sungguh berat Pikiran yang menggerogoti jiwanya begitu banyak Hingga kini... Si sulung begitu kritis menilai berbagai kekurangan Sampai suatu saat dia lupa bahwa kita menjajaki dunia yang tak sempurna, di isi oleh orang yang sempurna tetapi dengan entengnya menuntut sebuah kesempurnaan. Everybody's struggling, hardly. So, let's make it easier for one and another. Sulung, sindrom, dan bungsu adalah anugerah terindah dari sang Khaliq. Peran dan tugas dengan porsi yang sama.. di junjung sama-sama... 22.04 M.G